Oleh: Ani Marlia
Sabar dan pemberani
itulah Siti Khadijah, seorang janda kaya raya. Perempuan yang sangat berpengaruh di
zaman Rasullullah SAW. Memiliki pengetahuan luas tentang agama islam.
Satu-satunya perempuan yang berani melamar Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu. Hal itu bisa
menjadi jalan bagi perempuan untuk tidak malu melamar laki-laki terlebih
dahulu. Seharusnya perempuan memang tidak perlu malu jika memang hal tersebut
menyangkut kebaikan. Karena Allah akan meridhoi langkah seorang hamba-Nya jika
perbuatan itu memiliki tujuan yang mulia.
Ketika Nabi Muhammad SAW ketakutan setelah menerima wahyu
pertamanya di gua Hiro’, Siti Khadijah menyelimuti dan menenangkan Nabi Muhammad SAW dengan penuh kasih sayang. Ia
istri yang cekatan serta sabar. Istri yang selalu ada di samping Nabi Muhammad SAW saat hampir seluruh
penduduk Makkah menghina dan mencela Sang Rasul.
Siti Khadijah memilih
Nabi Muhammad SAW
sebagai suaminya bukan karena harta maupun tahta. Sikap ini baik untuk ditiru
para muslimah sebagai pedoman dalam memilih pasangan. Kadangkala beberapa perempuan zaman
sekarang memilih calon suami berdasarkan harta dan tampang yang rupawan. Siti Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW karena beliau memiliki akhlak yang
baik.
“Seorang wanita
dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan
agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang taat agamanya (ke-Islamannya),
niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari (no.
5090), Muslim (no. 1466), Abu Dawud (no. 2047), an-Nasa-i (VI/68), Ibnu Majah
(no. 1858), Ahmad (II/428), dan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu.).
Dari hadist di atas
dapat disimpulkan bahwa paling utama adalah agamanya, karena dengan agama yang
baik akhlaknya pun akan baik pula. Begitupun sebaliknya untuk laki-laki.
Siti Khadijah perempuan
yang sukses dalam karirnya, itu bukti bahwa perempun pun juga bisa sukses seperti laki-laki. Disamping hal itu juga beliau tidak melupakan
kewajibannya sebagai seorang istri, untuk melayani Nabi Muhammad SAW. Tapi,
beberapa perempuan karir masa kini, lebih mementingkan pekerjaannya sehingga
melupakan kewajibannya sebagai seorang istri yang seharusnya mengurus anak dan
melayani suami. Tak jarang sering kita jumpai perceraian, broken home, dan
bahkan kekerasan dalam rumah tangga terjadi.
Untuk itu nilai-nilai islam sangat perlu diterapkan dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Supaya hidup lebih baik dan terarah, dan terhindar dari
hal-hal buruk yang di benci oleh Allah SWT.
Berbeda dengan Siti Khadijah, sangat taat dengan perintah Nabi Muhammad
SAW dan perintah Allah SWT, perempuan yang ulet dalam bekerja, membangun,
dan pandai mengelola usaha. Tidak pernah mengeluh dan pantang menyerah. Anggapan
perempuan itu lemah tidak bisa apa-apa, bisa dipatahkan dengan sejarah
kisah Siti Khadijah. Meski kita tidak
seteguh dan setegar Siti Khadijah, ambillah contoh keteladanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar