Selasa, 18 April 2023

GEMA RAMADHAN (Kajian Bersama Laziz Al-Haromain Bangkalan)

Meningkatkan Iman, Bukan Hanya Resolusi Ramadhan


👳🏻‍♂️ Ust. Moh. Sofa Faudi, S.Psi.
• Iman artinya meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengimplementasikan dengan perbuatan. Orang beriman dengan mengucapkan kalimat syahadat. Salah satu implementasi iman yaitu rukun iman : 
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada rasul
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada qada dan qadar. 

Beriman yaitu taat dan melaksanakan segala perintah Allah dan Rasulullah serta menjauhi larangannya.

Terdapat tingkatan dalam beriman
• Syariat (paling dasar) : mampu menjauhi larangan Allah dan menjalankan kewajiban
• Ma'rifat (paling tinggi) : sudah bisa sabar dalam mengahdapi segala ujian dari Allah dan mampu mensyukuri segala nikmat yang diberikan.

Untuk meningkatkan iman harus mempunyai bekal ilmu. Dalam mencari ilmu haruslah mempunyai seorang guru.

👳🏻‍♂️ Ust. M. Faishal
• Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan yang diberkahi dan memberkahi. Karena keberkahan dalam bulan Ramadhan, sangat penting untuk membuat sebuah resolusi dibulan Ramadhan. Misalnya dengan menghatamkan Al-quran, sholat tarawih, menghidupkan malam Lailatul Qadar, dan lain-lain. Dalam bulan Ramadhan segala dosa diampuni, setiap doa dikabulkan oleh Allah. Dibulan ini orang-orang merindukan surga yang telah dijanjikan oleh Allah.

Umat Nabi Muhammad diberikan dua cahaya dalam hidupnya. Cahaya Ramadhan dan cahaya Al-quran. Siapapun yang selalu menghidupkan cahaya-cahaya ini dalam alam kubur dan akhirat akan menjadi penerang. 

Allah itu maha melihat apa yang kita lakukan, apa yang kita bicarakan, dan apa yang ada dalam hati kita Allah mengetahui. Jadi, kita harus berhati-hati dalam melakukan segala perbuatan dan ucapan. Selalu niatkan dengan niat yang baik, niatkan semua untuk ibadah karena Allah. 

Kita harus bersungguh-sungguh dalam mengerjakan segala resolusi Ramadhan. 
Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin termasuk orang yang beruntung. Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin termasuk orang yang merugi. Orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin termasuk orang yang celaka.

Kamis, 09 Maret 2023

Aku Ingin Membahagiakan Dirimu ~ Buya Syakur Yasin

Aku ingin membahagiakan dirimu

Aku melihat sejak engkau gagal cinta hubunganmu dengan tidur semakin akrab

Aku yakin engkau tidak merasa kantuk hanya sekedar ingin melarikan diri dari realita hidup yang pahit

Wahai kekasihku aku mengerti betul perempuan merasa selalu berbungkus diri dengan kekuatan selalu ingin tampil kokoh guna melindungi hatinya yang lembut

Sehingga aku mengamati ketika engkau ingin menyembunyikan segala penderitaanmu dari teman-teman dekatmu sama sekali tidak menunjukkan engkau sebagai perempuan yang kuat saja

Tetapi juga dapat dirasakan bahwa engkau telah benar-benar matang Sampai engkau tidak berharap

Kecuali mereka dalam keadaan baik-baik saja tidak usah menangisi matahari yang telah tersungkur

Wahai kekasihku air matamu akan menyebabkan engkau tidak mampu melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit

Tidak usah menyalahkan siapapun ketika engkau dikecewakan barangkali sebabnya berulang dari kesalahanmu sendiri karena engkau telah memberikan cinta yang berlebihan kepada kekasihnya

Karena Engkau telah berlebihan memberikan perhatian kepada orang yang engkau sayang ketahuilah wajah kasihku selalu saja di belakang yang berlebihan meski ada transaksi kekecewaan

Andaikan kekecewaanmu berakhir setelah kekasih palsumu pergi tentu hidup ini indah sekali

Tetapi ternyata luka yang ditinggalkan dalam hatimu membawa sakit yang berkepanjangan

Kalimat aku selalu bersamamu adalah kedutan besar di puncak kebahagiaan orang yang sedang bercinta

Tetapi Tak lama kemudian terucap sampai di sini saja kita masih berpisah hanya karena sedikit ketersinggungan sebenarnya banyak hal-hal yang telah membahagiakan dirimu, tetapi berlalu sangat cepat.


Aku Ingin Membahagiakan Dirimu ~ Irama Cinta Buya Syakur Yasin

Pelantikan, Rapat Kerja, dan Upgrading Pengurus 2023

 



Pelantikan dan Rapat Kerja LDK-MKMI 2023


    Alhamdulillah, acara pelantikan dan rapat kerja LDK-MKMI berlangsung lancar tanpa hambatan. Acara ini berlangsung pada 17 - 19 Februari 2023 di SDIT Ulil Albab, Kamal dengan tema "Bismillahirrahmanirrahim Regenerasi Pengurus LDK-MKMI Lillahi ta'ala". Dalam acara ini, memfokuskan pada peremajaan kepengurusan, komitmen, dan istiqomah pengurus selama satu periode kedepan. Pemilihan tema "Bismillahirrahmanirrahim" berarti sesuatu harus menyebut nama Allah SWT, agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankannya, seperti halnya dalam memulai roda organisasi ini. Kata "Lillahi ta'ala" juga bermakna menjalankan sesuatu harus berdasarkan niat tulus karena Allah ta'ala, sebagaimana dalil yang berbuny "Sesungguhnya segala sesuatu tergantung dari niatnya".
    
    Dengan pembacaan teks ikrar pengurus yang terdapat kalimat "Syahadat dan Basmalah" harapannya pengurus dapat benar-benar memegang teguh apa yang telah menjadi komitmen dan dapat mengemban amanah sesuai kemampuan masing-masing. Selain itu, kalimat motivasi dari ketua umum terpilih akhina Doni dan Pembina UKM LDK-MKMI 2023 Bapak Doni Burhan Noorhasan, Lc., M.A., seakan-akan menambah semangat pengurus dalam melanjutkan estafet dakwah ini.
    
     Setelah serah terima jabatan dan pembacaan ikrar, dilanjutkan rapat kerja oleh seluruh departemen, dimana departemen yang disepakati oleh Pengurus Harian meliputi Departemen PPSDM, Syiar, Media, dan Kemuslimahan, sedangkan Departemen Humas dimerger dengan Departemen Syiar dan Departemen Rumah Tangga dan Usaha (Rumus) dimerger ke Pengurus Harian, sehingga dua departemen ini tidak dibentuk selama periode ini.

    Dalam rapat kerja, beberapa proker yang baru dan disetujui oleh pengurus yakni Tabligh Akbar. Adapun program kerja kajian-kajian yang dikembangkan lagi dan sering untuk diadakan demi membawa perubahan menjadi kampus madani.

      Selain pelantikan dan raker, ada juga kegiatan Upgrading Pengurus yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa-jiwa pemimpin dan melatih untuk mejadi seorang leader pada bagiannya masing-masing yang diisi oleh Akhina Zakaria Bagas selaku Demisioner, materi 10 muwasshofat yang diisi oleh Akhina Ari selaku Demisioner dan materi sejarah LDK yang diisi oleh Ustadz Yanuar selaku Demisioner. Dengan adanya materi-materi tersebut, tentunya kewajiban pengurus untuk mengenal lebih dalam LDK dan kewajiban agar senantiasa berdakwah dalam kehidupannya, serta menjadi sosok muslim yang berlandaskan 10 kriteria, antara lain :

1. Salimul Aqidah
    Berarti setiap muslim memiliki aqidah yang bersih dan memiliki ikatan kuat dengan Allah SWT, sehingga ia tidak akan menyimpang dari jalan Allah SWT. 
2. Shohihul 'Ibadah
    Berarti setiap muslim harus beribadah dengan cara yang benar dan sesuai dengan waktunya
3. Matinul Khuluq
    Berarti setiap muslim harus memiliki sifat yang tangguh dalam kondisi apapun
4. Qowiyul Jismi
    Berarti setiap muslim harus memiliki fisik yang kuat untuk menjalanan kehidupan sehari-hari dan menjalankan ibadahnya
5. Mutsaqqaful Fikri
    Berarti setiap muslim harus memiliki daya pikir yang kuat dan mampu menyelesaikan tiap persoalan yang datang
6. Qadirun Al-Kasbi
    Berarti tiap muslim memilki sifat yang suka bekerja keras dan dilarang untuk bermalas-malasan terutama yang bermuara ibadah kepada Allah SWT
7. Munazzamun Fii Syu'nihi
    Berarti setiap muslim memiliki keteraturan dalam suatu urusan
8. Harisun 'ala Waqtihi
    Berarti setiap muslim mampu mengatur dan menjaga waktu sebaik-baiknya
9. Nafiun Lighairihi
    Berarti setiap muslim harus bermanfaat bagi lainnya
10. Mujahidun Linafsihi
    Berarti setiap muslim memiliki tekad kuat dan mampu dalam memerangi hafa nafsunya.

Semoga apa yang menjadi hajat kita selama 1 periode ini dapat terkabulkan semuanya ..
Aaamiin.


Kontributor : Budiman








     

Dibalik Kisah Tenang ~ Buya Syakur Yasin

Belum tentu wahai kekasihku

Sikap tenang itu menunjukkan ada kesedihan

Juga belum tentu senyuman itu, menunjukkan kesenangan

Terkadang luarnya tenang, tetapi didalamnya sedang menari gembira

Terkadang diluarnya terlukis senyuman manis

Tetapi didalamnya menelan pahitnya kehidupan


Karya : Buya Syakur Yasin

Peringatan Malam Nisfu Sa'ban

 




Peringatan Malam Nisfu Syaban

    Tepatnya pada hari Selasa, 7 Februari 2023 dimana hari bertepatan dengan malam Nisfu Syaban. Pelaksanaan kegiatan peringatan malam Nisfu Syaban berlokasi di Masjid Nurrurahman (Masjid lama) Universitas Trunojoyo Madura dengan agenda buka bersama dan pembacaan surah Yasin serta Do'a. Kegiatan ini merupakan kegiatan SKS (Sistem Kebut Semata) yang disiapkan H-2 sebelum acara. Namun, dalam pelaksanaannya dikatakan sukses karena acara berjalan dengan lancar dan dapat menghadirkan khalayak umum yang ramai, yang merasa hatinya tergugah dengan adanya kegiatan ini.
    
    Peserta juga sangat aktif dalam pembacaan surat Yasin 3 kali dan dengan suasana yang kondusif dan jauh dari keramaian, serta pengalih fungsian Masjid lama menjadi tempat untuk kegiatan-kegiatan Ormawa berbasis dakwah menambah kekhusyu'an dalam membaca Al-Qur'an. Semoga apa yang telah kita baca merupakan hal amal ibadah yang dapat menghapus segala kesalahan dan dosa kita semua. Aamiin ...

Penulis : Budiman

Sabtu, 28 Januari 2023

Seqih (Seputar Fiqih): Jenis-jenis Air Untuk Bersuci

 Jenis-jenis Air Untuk Bersuci




Assalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Hallo sobat hijrah, bagaimana kabar kalian semua? semoga baik-baik saja yah.

    Okay, kali ini admin akan membawakan sebuah artikel Fiqih tentang jenis-jenis air untuk bersuci yang perlu diketahui oleh umat Muslim, apakah selama ini air yang digunakan untuk bersuci telah memenuhi kriteria air yang suci atau belum. Yuk, simak penjelasan admin kali ini.

    Dalam buku Fiqih Wanita yang ditulis oleh Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah, menjelaskan bahwa air untuk bersuci dibagi menjadi beberapa macam, yakni:


1. Air Mutlak

    Air mutlak ialah air suci dan mensucikan yang mana air ini tidak tercampuri oleh najis dan masih bersifat murni. Air mutlak ini dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:

a. Air Laut

    Air laut itu bersifat suci mutlak, termasuk suci pada dzatnya dan dapat digunakan dalam mensucikan benda lain. Dengan demikian apabila menggunakan air laut untuk bersuci atau menghilangkan najis, berwudhu, dan mandi janabah maka hukumnya sah. Sebagaimana sabda Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa Sallam:


سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ، وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ، فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا، أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : (( هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ ))

"Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam: Wahai Rasulullah, kami berlayar di laut dan hanya membawa sedikit air sebagai bekal. Jika kami pergunakan air tersebut untuk berwudhu, maka kami akan kehausan. Untuk itu, apakah kami boleh berwudhu dengan air laut?, Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab: Air laut itu suci dan mensucikan, dimana bangkai hewan yang berada di dalamnya pun halal." (HR. Al-Khamsah).


b. Air hujan, salju, dan embun

Dalam Al-Qur'an Allah menjelaskan sifat-sifat air yakni pada QS. Al-Anfal/8: 11, yang berbunyi:

"(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteduh dengannya telapak kaki(mu)." 

    Dalam ayat ini Allah menjelaskan air hujan yang berasal dari langit yang dapat digunakan untuk bersuci. Dalam riwayat lain, kebersihan air hujan dari langit diperkuat dalam QS. Al-Furqan: 48 yang berbunyi: 

"Dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih."

Rasulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam juga memperjelas kesucian dari air hujan dimana didasarkan pada hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu yakni:

"Apabila Rasulullah telah bertakbir di dalam shalatnya, beluai berdiam sejenak. Lalu aku bertanya: Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah apa yang engkau baca tatkala berdiam diantara takbir dan bacaan Al-Fatihah di dalam shalatmu?. Beliau menjawab: Aku mengucapkan do'a: Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan es, air, dan embun. " (HR. Jama'ah, kecuali Imam At-Tirmidzhi). 

Air-air tersebut juga termasuk dengan air laut, sumber-sumber air, telaga, dan sungai. 


c. Air yang Berubah karena Lama Tidak Mengalir

    Air yang berubah karena lama tidak mengalir disebabkan oleh tempatnya atau dapat juga tercampur dengan sesuatu yang memang tidak bisa dipisahkan dari air itu, dimana air tersebut telah ditumbuhi lumut atau organisme air yang berada dipermukaan air, yang mana para ulama telah bersepakat bahwa hal tersebut masih bersifat sebagai air mutlak. 


2. Air yang Tercampur oleh Suatu yang Suci

    Air untuk bersuci tidak menutup kemungkinan untuk tercemar atau terkontaminasi oleh sabun, minyak za'faran, tepung, dan lain-lainnya. Air tersebut apabila digunakan untuk bersuci hukumnya adalah suci jika terjamin kemutlakannya. Apabila air tidak dikategorikan sebagai air mutlak lagi karena tidak sudah jauh dari kata mutlak, maka air tersebut tetap dikatakan suci namun tidak mensucikan. Dimana hal tersebut didasarkan pada hadits dari Ummu 'Athiyyah yang menceritakan bahwa:

"Rasulullah masuk ke rumah kami ketika puterinya, Zainab, wafat. Lalu Beliau berkata: Mandikanlah ia tiga atau lima kali atau lebih, jika menurutmu lebih dari itu adalah lebih baik, dengan air, serta daun bidara. Pada basuhan yang terakhir campurkan kapur barus atau sedikit dari kapur barus. Jika selesai, maka beritahukan kepadaku. Setelah selesai memandikan jenazah Zainab, kami memberithukan kepada Rasulullah, kemudian beliau memberikan kain kepada kami seraya berkata: Pakaikanlah kain ini pada tubuhnya." (HR. Jama'ah).

    Dari sabda Rasulullah kita pastinya telah memaknai bahwa air yang terkena beberapa campuran yang masih dapat digunakan untuk bersuci bagi mayit, yakni air yang dapat mensucikan orang yang masih hidup. Beberapa cerita yang juga menjelaskan bahwa air untuk bersuci telah tercampur oleh tepung karena bejana sebagai wadah air tersebut merupakan bekas tepung, dimana air yang secara tidak sengaja mengandung campuran dapat digunakan untuk bersuci, asalkan tidak menghilangkan sebagai air mutlak. 


3. Air Dalam Jumlah yang Banyak Apabila Berubah Warnanya Karena Tidak Mengalir

    Ulama bersepakat bahwa apabila air berubah karena tersimpan di suatu tempat, maka hukumnya tetap suci.  Seperti halnya air sungai yang mengalir, apabila diketahui bahwa telah tercemar oleh kotoran yang termasuk najis, maka air itu najis. Namun, apabila air tersebut tercampur oleh sesuatu yang suci dan najis, sehingga mengalami perubahan tetapi masih diragukan, maka air tersebut tidak najis karena berdasar pada keraguan saja.

    Air-air sungai dalam kategori sungai besar, aliran-alirannya yang deras pada seketika terkontaminasi oleh najis yang mengalir yang mengakibatkan berubahnya air tersebut dari warna, bau, dan lain-lain maka air tersebut bersifat najis. Apabila air tersebut mengalami perubahan bukan karena najis, maka mengenai kesuciannya ada dua pendapat yang mashur dan memiliki dasar-dasar yang dapat dibenarkan.


4. Air Musta'mal

    Air musta'mal ialah air yang telah terjatuhi air yang telah digunakan untuk berwudhu. Air tersebut masih dikategorikan suci sebagaimana air mutlak dan tidak ada dalil yang menyatakan ketidak suciannya. Hal tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Rubai' bin Mu'awwidz yang berbunyi:

"Rasulullah pernah membasuh kepala dengan air sisa air wudhu yang masih berada di tangannya." (HR. Ahmad).

Menurut beberapa Madzhab, air musta'mal memiliki beberapa pengertian, antara lain:


a. Madzhab Al-Hanafiyah

    Air musta'mal ialah air yang membasahi tubuh saja dan bukan air yang tersisa dalam wadah. Air tersebut disebut musta'mal karena saat menetes dari tubuh sebagai sisa wudhu atau mandi. Air tersebut juga termasuk air yang sudah digunakan untuk mengangkat hadats, sedangkan air yang berada didalam wadah tidak dapat disebut air musta'mal yang dikatakan suci tapi tidak  mensucikan.

b. Madzhab Al-Malikiyyah

    Air musta'mal ialah air yang digunakan untuk mengangkat hadats seperti wudhu atau mandi. Air musta'mal yang berada didalam wadah masih dapat digunakan  untuk bersuci dan termasuk air suci mensucikan, meskipun dengan karahah (kurang disukai).

c. Madzhab Asy-Syafi'iah

    Air musta'mal ialah air yang telah digunakan untuk mengangkat hadats dalam fardhu taharah dari hadats. Disebut air musta'mal apabila jumlahnya sedikit yang diciduk untuk niat berwudhu atau mandi meskipun untuk mencuci tangan yang menjadi sunnah wudhu. 

    Air musta'mal dalam madzhab Syafi'i tidak dapat digunakan untuk bersuci, seperti wudhu, mandi, atau mencuci najis, dimana status air musta'mal ialah suci tapi tidak mensucikan.

d. Madzhab Al-Hanabilah

    Air musta'mal ialah air yang telah digunakan untuk bersuci atau untuk menghilangkan najis pada pencucian yang terakhir dari 7 kali pencucian, dimana air itu tidak mengalami perubahan rasa maupun aroma. Dalam madzhab ini air musta'mal dapat digunakan kembali apabila menetes pada air yang jumlahnya kurang dari 2 qullah.

Sumber : Rumah Fiqih Indonesia (Air Musta'mal)


5. Air yang Jumlahnya Mencapai Dua Qullah

    Air musta'mal membedakan antara air musta'mal dan ghairu musta'mal berdasarkan volume air. Apabila volume air itu melebihi volume minimal, maka air tersebut kemungkinan jauh dari kata musta'mal. Rasulullah bersabda:


عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ إِذَا كَانَ اَلْمَاءَ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلْ اَلْخَبَثَ-

                                                     وَفِي لَفْظٍ: لَمْ يَنْجُسْ-أَخْرَجَهُ اَلأَرْبَعَةُ

"Abdullah bin Umar Ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Jika air itu telah mencapai dua qullah, maka air itu tidak mengandung kotoran (tidak najis)." (HR. Khamsah).

    Istilah dua qullah pada zaman Rasulullah SAW semasa hidup. Di kitab fiqih kebanyakan disebutkan bahwa ukuran dua qullah yakni setara dengan 500 rithl Baghdad. Sedangkan para ulama kontemporer mencoba mengukur volume air yang berlaku di zaman sekarang, yakni setara kurang lebih 270 liter. 

    Imam Syafi'i menyatakan bahwa dua qullah berarti lima geribah, sedangkan penganut madhzab Hanafi, menetapkan dua qullah yakni sama dengan tempat air yang besar dimana satu sisinya tidak goyang jika sisi lain digerakkan. Jika ada yang tidak menggunakan dua qullah, maka menggunakan ukuran semisal dalam menentukan jumlah air yang banyak, misalnya penganut madzhab Maliki, atau diberikan keringanan (rukshah) pada telaga di padang pasir yang terkena tahi unta.


6. Air yang Tidak Diketahui Kedudukannya

    Air dapat dicontohkan seperti air yang berada di jalanan, selama tidak mengetahui kedudukannya. Apabila menemukan air disuatu tempat, dan apabila tidak mengetahui kesuciannya, maka air itu termasuk air suci, karena Allah tidak membebani untuk mencari hakikat air itu.

Wallahu a'lam Bishhowab


Sekian artikel yang singkat ini, kurang lebihnya mohon maaf

Kami tunggu kritik dan saran Anda yang membangun

Minggu, 20 September 2020

Daun Kuning

 



Daun Kuning

Seumpama daun yang menguning dan gugur

Kondisi hati senasib selaras jadi

Ia menguning akan gugur sebentar lagi

Ia tak tumbuh subur tanpa cahaya Ilahi menyinar

 

Ia menggelap dalam kabut

Terpenjara dalam hampa ruang tak bernyawa tak berbatas

Tak ada harap katanya dalam gelap pekat

Ia melupa bahwa Zat Yang Maha Esa selalu menerima hamba-Nya yang melampaui batas

 

Tidak ada satu pun ayat Tuhan yang telah terbaca

Lantas hatimu menguning dan gugur seketika

Kau salahkan pada takdir yang bermain dalam jiwamu

Sedang salah sebenarnya bergelayut pada tanganmu

 

Ayo kita jujur pada Tuhan kita

Kita telah jauh melangkah keluar dari jalan-Nya

Mari kembali pada Ridho Ilahi

Karena hampa tak kan sembuh tanpa penyerahan diri

Kita tak kan menang dalam pelarian ini

Menyerah saja, hanya pada Allah sandarkanlah hati

 

Sampang, 21 September 2020

Isnaeni

GEMA RAMADHAN (Kajian Bersama Laziz Al-Haromain Bangkalan)

Meningkatkan Iman, Bukan Hanya Resolusi Ramadhan 👳🏻‍♂️ Ust. Moh. Sofa Faudi, S.Psi. • Iman artinya meyakini dalam hati, mengucapkan dengan...