Surabaya
– FSLDK Surabaya Raya mengadakan acara tatsqif yang diadakan di Kampus ITS.
Acara ini diadakan selama 2 bulan sekali di kampus tertentu. Acara ini dihadiri
oleh beberapa lembaga dakwah kampus yang ada di lingkup Surabaya Raya seperti
UBAYA, UNAIR, UT M dll, yang saya tak bisa sebutkan satu persatu. Tema yang
diangkat pada tatsqif ini yaitu “Mengkritisi Protret Pendidikan dan Pemimpin
Masa Depan Indonesia”. Hal tersebut karena potret pendidikan yang menjadi titik
tolak akan kritik di balik carut marut pendidikan di negeri ini. Sehingga perlu
di perhatikan kembali sistem pendidikan di Indonesia. Akan tetapi meberikan
secerah ide, gagasan dan pemikiran yang segar di dunia pendidikan tidak saja
sangat bagaimana seorang guru mendidik, tetapi gagasan dan pemikiran harus
diwujudkan dan diaplikasikan dalam langkah konkret.
Memasuki jam 4 sore, serangkaian acara
tatsqif pun mulai. Pada sesi pertama ini, akan ada Bedah Buku “Pak Guru”. Bedah
Buku pertama yang diadakan JMMI ini bertemakan “Merenungi Kembali Hakikat
Pendidikan”. Bedah Buku ini menghadirkan penulis buku yakni Bapak Awang Surya.
Acara ini dihadiri oleh kalangan masyarakat umum, termasuk dari beberapa
aktivis dakwah dari kampus non ITS. Novel ini berisi tentang kisah pendidikan
di tahun 70-an, dimana guru merupakan sosok yang sangat disegani, dihargai, dan
dihormati oleh masyarakat serta kegigihannya dalam menegakkan prinsip-prinsip
pendidikan yang benar.
Kemudian setelah sholat maghrib
berjama’ah, dilanjutkan dengan tilawatil qur’an serta ta’aruf, bercengkrama dan
berdiskusi dengan teman-teman dari aktivis dakwah lainnya sambil makan malam
bersama. Dengan adanya ukhuwah ini diharapkan bisa saling mengenal satu sama
lain meskipun beda latar belakang kampus.
Setelah sholat isya, sesi kedua ini dilanjutkan
dengan materi Sekolah LDK yang disampaikan oleh akhi Mohammad Rifa’i selaku
ketua umum JMMI ITS. Dalam materi yang disampaikan, saya menyimpulkan, “Output
yang diharapkan dari materi sekolah LDK ini adalah terwujudnya sinergitas dan
akselerasi antara LDK satu dengan LDK lainnya.”
Pada hari ahad dini hari, acara diawali dengan shalat
tahajjud selama 8 rakaat, kemudian dilanjutkan
dengan shalat subuh berjamaah. Setelah
sholat shubuh dilanjutkan dengan riyadhoh yaitu bermain futsal. Sebelum permainan dimulai, diharapkan melakukan
pemanasan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menaikkan tingkat energi
yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh. Permainan pun berlangsung seru dan
meriah. Keakrabanpun semakin terjalin kuat antara para aktivis dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar