oleh: Sheila Evelina Putri
Tanpa
bantuan kaum feminis, wanita di mata Islam telah diagungkan sebelumnya. Ia sama
derajatnya dengan kaum pria. Bahwa baik pria maupun wanita berkah mendapat
pahala, berhak mendapat surga, berhak akan perjumpaan dengan Tuhan Allah azza
wa jalla.
4:124. Barang siapa yang mengerjakan
amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman,
maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit
pun.
[An Nisa’: 124]
Maka
sebenarnya terkait menuntut ilmu pun sama. Karena dalam sebuah hadits
disebutkan pencarian ilmu diserukan kepada semua lapisan. Baik pria maupun
wanita. Bahkan pencarian ilmu dimulakan sejak bayi di dalam kandungan hingga
ruh dicabut dari badan. Uthlubil ‘ilma minal mahdi ilal lahdi, begitu
bunyi sebuah hadits shahih.
Kesempatan
menuntut ilmu, melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi adalah juga sebuah
peluang. Strata dua misalnya. Hatta meski ia seorang wanita. Namun bagi wanita
yang sudah menempuh strata satu, hal ini masih menjadi kegelisahan tersendiri.
Ditambah
andaikata datang seorang lelaki melamar. Ini terkadang juga merumitkan. Karena
animo yang beredar di masyarakat, tidaklah mudah menjalani kuliah sembari
menikah.
Jadi,
lanjut S2 atau menikah? Atau, karena sudah memiliki gelar, banyak pekerjaan
halal menggiurkan datang memberi peluang kerja. Sehingga pelanjutan ilmu di
bangku formal, rasa-rasanya tak lagi diperlukan. Sedang gairah akan mencari
ilmu sedang menggebu.
Kuliah,
menikah atau bekerja saja?
Ini
bukan tentang iklan pemutih wajah itu. Hanya realita yang menjadi kegalauan
para wanita selepas kuliah. Pertanyaan semacam seringkali melintasi benak.
Membutuhkan jawaban dan kepastian.
Ambil
saja apa-apa yang ringan. Yang sama kadarnya dengan kemampuan. Jika mendapat
beasiswa S2 ke luar negeri contohnya. Amat disayangkan jika harus dilepaskan.
Terlebih, perjuangan untuk mendapatkannya juga lumayan. Jadi, lanjutkan!
Perkara
pangeran yang datang kemudian, bisa saja diajak bersama. Berjuang di negeri
orang. Lagi pula ada banyak beasiswa yang juga menawarkan biaya untuk pasangan.
So, don’t worry losing your dream,
girls!
Nah,
jadi bisa ambil keduanya kan? Kerja juga bisa sambil dijalankan. Disarankan
berkarir yang sesuai dengan passion. Jadi menjalaninya bisa dengan happy
setiap hari. Sehingga jika hobinya menulis, bisa menjadi penulis. Menulis buku
atau yang lebih ringan dituangkan di blog. Banyak lho wanita-wanita berpenghasilan
lumayan dari blog.
Suka
craft, mengutak-atik komputer, desain atau berdagang? Cus, jalankan yang
sesuai minat. Wanita yang sukses dari berjualan online juga tidak sedikit
jumlahnya. Kenali passion kemudian take action.
Wah,
bisa jalan ketiga-tiganya ya. Bismillah.
Tapi
yang pasti kembalikan lagi semuanya pada jalan Allah. Pastikan S2 diniatkan
untuk Allah, kerjanya yang halal. Yang penting semua yang dikerjakan adalah
hal-hal yang mendekatkan pada Allah. Tentang pasangan, pastikan pilih yang
sholeh ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar