Rabu, 22 Juni 2011

Mengembangkan Potensi Akademik Kader Dakwah

oleh : Ridwansyah Yusuf Ahmad
------------------------------------------
Bagaimana caranya agar kader dakwah dapat memiliki prestasi akademik yang luar biasa, karena kami seringkali sulit mendorong kader dakwah untuk berprestasi ?
Kadang saya berpikir tentang ADK yang prestatif, sangat mudah untuk mengatakan IPK diatas 3.5 atau menulis sebuah paper untuk konferensi internasional. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa untuk melaksanakannya sangat sulit sekali. Tentu, bukan berarti tidak mungkin bagi seorang ADK untuk dapat terus berdakwah dan memiliki prestasi akademik yang juga memuaskan.
Ada sebuah pertanyaan menarik bagi ADK. Apakah seorang ADK lebih banyak membaca buku kuliah atau buku ke-Islam-an ? memang tidak ada yang salah bila seorang ADK lebih banyak membaca buku Islam ketimbang buku kuliah. Akan tetapi, sangat disayangkan bila perbandingan diantara keduanya tidak seimbang. ADK perlu juga untuk dapat mempriositaskan membaca buku kuliah sebagai penguat basis akademik yang mereka miliki.
Referensi akademik, baik itu yang berupa artikel, jurnal, atau buku ilmiah tampaknya perlu menjadi “santapan wajib” bagi ADK. Dengan tidak mengurangi alokasi waktu untuk menambah pemanahan Islam dan gerakan dakwah, memahami buku perkuliahan adalah konsekuensi logis bagi seorang mahasiswa. Ini bukan tentang sekedar bisa mengerjakan soal ujian, namun ini tentang bagaimana ADK mampu menguasai bidang ilmu yang ia tekuni di bangku kuliah. Saya pernah mendengar sebuah anekdot “seorang ADK sangat ahli dalam softskill, organisasi, dan Ilmu Islam, namun ilmu yang paling tidak ia kuasai adalah ilmu yang terkait dengan bidangnya jurusan yang diambil di kelas”.
Kadang saya tergelitik sendiri dengan anekdot tersebut, bukan sesuatu yang perlu dibanggakan. Justru perlu menjadi sebuah evaluasi bagi dakwah kampus. Kita sebagai ADK tidak bisa melupakan hakekat kita berkuliah, yakni menunut ilmu. Ingat sahabat, bahwa dakwah kampus tidak sekedar mencetak manusia sholeh. Dakwah kampus dengan segala ke-khasannya di-desain  untuk menjadi pencetak intelektual muslim di masa yang akan datang.
Mendorong potensi kader agar mereka mampu menunjukkan prestasi yang baik di kelas, maupun di laboratorium adalah bagian dari agenda pengembangan dakwah kampus ilmiy. Langkah awal yang perlu di bangun adalah memberikan penanaman dasar tentang pentingnya akademik di dalam dunia dakwah kampus. Pemahaman ini perlu ditanamkan dengan baik agar ADK tidak disorientasi dalam menyeimbangkan antara dakwah dan akademik. Sejatinya kedua hal ini dapat berjalan sinergis-saling mendukung.
Langkah pertama, seorang kader disiapkan untuk dapat memiliki keseimbangan tanggung jawab dakwah. Ia perlu proposional antara aktivitasnya dengan beban akademik. Ingat sahabat, bahwa setiap jurusan memiliki beban tugas dan pelajaran yang berbeda, sehingga ADK tidak bisa di generalisir kesibukan dan aktifitasnya. Perlu adanya komitmen dari pengurus dakwah kampus dalam mendukung potensi akademik ADK dengan keberadaan sistem database kader yang terintegrasi antara akademik dengan aktivitas organisasi dakwah.
Database ini akan menunjang bagi pelaku dakwah kampus untuk memantau perkembangan indeks prestasi seorang kader. Dengan dukungan data yang kuat, maka kita akan dapat mengetahui mana kader yang kekurangan tanggung jawab atau kelebihan tanggung jawab. Dengan itu kita bisa mendistribusikan tanggung jawab dakwah dengan bijak kepada seluruh kader yang ada.
Seringkali saya menemui seorang kader dakwah enggan menyampaikan keluhan akademiknya, bisa jadi karena nuansa lingkungan dakwah kampus yang “serius”, sehingga membuat mereka tidak mengungkapkan kegelisahan akademik mereka kepada ADK yang lain. Sebagai bentuk mitigasi dari hal ini, sangat penting bagi dakwah kampus untuk mampu memahami potensi serta kapasitas yang dimiliki oleh setiap ADK.
Langkah kedua, adanya sistem peringatan dini IPK kader dakwah. Sistem peringatan dini ini bertujuan untuk mencegah turunnya indeks prestasi kader secara berkelanjutan. Bila indikasi ketidakoptimalan sudah ada pada semester tertentu, akan lebih bijak bila ADK tersebut di dampingi agar ia lebih mampu meningkatkan indeks prestasinya.
Langkah ketiga, adanya sistem belajar kelompok diantara ADK sejurusan. Alangkah baiknya bila pertemuan ADK di jurusan tidak hanya untuk membahas agenda dakwah, melainkan juga untuk saling berbagi ilmu mengenai pelajaran di kelas. Selain itu sistem belajar kelompok ini bisa digunakan untuk berbagi catatan kuliah serta saling memotivasi untuk lebih giat menuntut ilmu.
Langkah keempat, adanya mekanisme informasi akademik untuk kader. Informasi ini dapat berupa informasi pendaftaran akademik, beasiswa dalam dan luar negeri, lomba dan kompetisi akademik. Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan ADK dapat lebih sigap dan dapat menyiapkan segala persiapan yang dibutuhkan.
Langkah kelima,  adanya pernghargaan bagi ADK yang berprestasi. Penghargaan ini dapat berupa beasiswa atau uang untuk mendukung perkuliahan ADK.  Dengan adanya penghargaan ini, ADK akan lebih terpacu untuk meningkatkan indeks prestasi serta prestasi non-IPK lain yang terkait dengan akademik.
Langkah keenam, adanya kelompok khusus bagi ADK yang memang menyiapkan diri untuk menjadi akademisi/dosen. Dengan adanya kelompok ini, mereka yang tergabung di dalamnya dapat menyiapkan pasca-sarjana bersama,seperti kursus bahasa inggris bersama hingga mengirimkan aplikasi beasiswa bersama.
Langkah ketujuh, pembinaan berbasis akademik. Artinya di setiap kesempatan pembinaan seperti mentoring, ta’lim dan lainnya. Adanya materi mengenai akademik, dan dakwah ilmiy akan memberikan dorongan tersendiri agar ADK mau untuk lebih mampu berprestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GEMA RAMADHAN (Kajian Bersama Laziz Al-Haromain Bangkalan)

Meningkatkan Iman, Bukan Hanya Resolusi Ramadhan 👳🏻‍♂️ Ust. Moh. Sofa Faudi, S.Psi. • Iman artinya meyakini dalam hati, mengucapkan dengan...