Teringat ketika membuka sebuah website dakwah kampus, terdapat sebuah tulisan kecil pada subtitlenya "Buku, Dakwah, dan Cinta". Ternyata tiga kata tersebut memiliki makna khusus yang merupakan filosofi dari dakwah kampus itu sendiri. Sebuah alasan, mengapa dakwah kampus menggunakan filosofi Buku, Dakwah, dan Cinta? Berikut akan kami coba memberikan ulasannya:
"Buku" merupakan representasi dari domain atau wilayah dimana dakwah kampus memainkan peran. Kampus adalah gudangnya ilmu. Dan ilmu identik dengan buku. Buku juga melambangkan keseriusan dakwah kampus dalam merevitalisasi ilmu pengetahuan sebagai bahan dasar kemndirian bangsa. Dakwah kampus harus menguasainya. Warisan peradaban Islam tertinggal di buku-buku. Dari bukulah kita menggali seluruh potensi ilmu serta sejarah peradaban.
Di negeri kita, Indonesia, buku masih menjadi konsumsi yang kesekian. Tidak lebih penting dari pulsa atau biaya makan selama satu minggu. Keberadaan dakwah kampus tidak hanya menjalankan misi dakwah, namun juga misi keilmuan. tepat seperti poin sebelumnya, maka juga berarti menjadi entitas keilmuan.
Sedangkan untuk “Dakwah”, tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena dakwah adalah core/ inti dari dakwah kampus. Dia adalah jiwa sekaligus tata laksana. Dia buku putih.
Untuk “Cinta” satu hal yang dakwah kampus pahami : bahwa dakwah harus dilakukan dengan cinta. Tanpa itu, akan terasa hampa dan minim jiwa. Seruan kami adalah cinta. Dakwah sendiri sebenarnya telah mengandung makna “cinta”, namun kami ingin mempertegas bahwa dakwah kampus tidak akan keluar koridor kasih sayang sesama.
Oleh sebab itu, cinta menjadi satu frase tersendiri dalam framing dakwah kampus. Ia bermakna 'rahmah' bagi seluruh alam. Dalam hal ini sivitas kampus.
Semoga bermanfaat, dalam upaya untuk memberikan pemahaman bagi kita agar lebih mengenal tentang Dakwah Kampus, yang tentunya juga menjadi sebuah syarat agar kita bisa semakin cinta dengan jalan dakwah kampus ini.
Selamat berjuang wahai kawanku, wahai adik-adikku. “Para Pahlawan harus berhasil membangun ‘bunker’ dalam jiwa mereka. Tempat kunci-kunci daya hidup mereka tersembunyi dengan aman. Itulah yang membuat mereka selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, bekerja dalam kesulitan, optimis di depan tantangan dan gembira dalam segala situasi" (Anis Matta). Tetaplah bersemangat ya ikhwah, jangan sampai ada lelah atau berfikir untuk menyerah. surga masih terlalu mahal untuk dapat kita tebus hanya dengan biduk kemalasan, kekacauan manajemen diri, dan militansi pribadi yang mini. Jadilah pahlawan-pahlawan kehidupan, pahlawan dakwah, isi hari-harimu dengan sebuah nilai yang berarti di sisi Allah SWT.
Keep smile ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar