Perjalanan MTQ Se-JATIM
Pengalaman Pertama
Pengalaman Pertama
Ehem... salam dulu ya...
Assalamu’alaikum...
(Jawab dong akhi, ukhti...) lagi ya...
Assalamu’alaikum.... (Nah, gitu dong )
Waduh jadi gak enak nih nulis laporannya, kesannya pamer. Hehe... tapi, insya Allah gak-lah ya, semoga Allah selalu menjaga hati kita dari segala niat yang buruk. Aamien... eh, sebelumnya, ane minta afwan ya kalo bahasanya belepotan, coz emang sengaja pengennya laporan ini ane tulis pake’ bahasa ginian, n afwan juga kalau kata-katanya gak bagus atau gak nyambung, coz dah lama gak nulis. Tapi ikutin aja ya ceritanya... nih ceritanya... (isma’uu jayyidiin...)
Mulai dari mana ya?? Ah gak penting, yang jelas kita berangkat dari kampus pukul 08.00 pagi, dilepas oleh yang terhormat bapak PR III di depan gedung Rektorat. Di depannya juga udah siap bis kapasitas 27 penumpang yang siap mengantar peserta MTQ ke ITS, padahal pesertanya Cuma 9 orang, plus Pak Doni sebagai Official (waduh pasti tidur2an ya di dalam bis. Hehe...). Eh ralat, ana sama bang Qorib gak naik bis lho, tapi naik sepeda motornya pak Doni (kasihan banget ya?? Hiks.. hiks...), ya... jadi yang didalam bis cuma 8 orang (waduh, enak bangt, tengkurap di dalam bis juga gak mungkin ada yang marahin. Hehe...).
Sesampainya di ITS, kita langsung diarahkan ke gedung perpustakaan yang kira-kira memiliki 8 lantai (afwan gak ngitung dengan jelas). Di lantai 2 lah acara TM dan pembukaan dilaksanakan. Ceracau dan gurau Mas Qorib menjadikan suasana mencair (emang tugasnya Qorib dari dulu ngelawak. wkwkw). Setelah menunggu detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, tapi Teknikal Meeting belum dimulai juga.
“Ini udah sarapan semua ?” tanya Pak Doni.
“Belum pak” jawab yang ikhwan.
“Udah pak” jawab yang akhwat.
“Ayo makan di bawah”
“Nggak pak, udah makan” jawab akhwat lagi.
Setelah ada sedikit paksaan, baru mau (dasar akhwat, malunya emang nomer satu, tapi sebenarnya mau. Dasar ikhwan, gak punya malu!! Wkwkw...).
Hmmm... bagi yang baca jangan ngiler ya, coz menunya emang benar2 beda, bukan menu Sakera, bukan juga menu Pak Sam, benar2 perbaikan gizi!! Hehe...
Udah ya ngomongin makannya... setelah sarapan pagi, kira-kira pukul 11an (afwan, agak lupa) acara technical meeting dimulai. Serangkaian acara dilaksanakan, juri maju ke depan dan membacakan teknik-teknik atau peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh peserta. Hanya satu cabang lomba yang tidak dibacakan pada saat itu, karena memang mengingat waktu yang mendekati dzuhur dan acara pembukaan MTQ Se-JATIM ini juga akan segera dilaksanakan. Terpaksa, cabang lomba MFQ (Musabaqah Fahmil Qura’n) yang ana ikuti ini ditunda sampai setelah shalat, makan n pembukaan.
Serangkaian acara pembukaan dilaksanakan, tapi ane dapet tugas dari Pak Doni untuk menemani Badrus Syamsi membeli peralatan khat, karena memang tidak ada persiapan dari kampus, dan karena ane jugalah satu-satunya ikhwan yang dari Surabaya, yang tahu lebih banyak jalanan di Surabaya. Terpaksa deh, nggak ngikut pembukaannya...
(Kalau yang ini, ceritanya jalan-jalan dulu ya akhi, ukhti...)
Ceritanya kita pengen beli cat asturo di samping-samping jalan, toko kertas, toko foto copy, tapi semua toko yang kita samperin gak ada yang sedia cat asturo. Gamana nih? Mau beli dimana??
Tiba-tiba orang yang sedang lewat di samping kami memberi masukan (mungkin dengar kita ngomongin apaan).
“Ke Gramedia aja mas, di sana lengkap”.
Oh iya, masukan yang bagus, pikir ane. Sambil lalu nyetir sepeda motor, otak ane mumet, bayangan jalanan bertebaran di otak ane. Dimana ya gramedia terdekat disini?? Lalu ane inget Galaxy Mall yang dekat dengan ITS, ya, mungkin di Galaxy Mall ada nih Gramedianya, masak Mall segede itu gak ada toko bukunya?? Akhirnya kita meluncur ke sana berdua. Setelah melalui antrian parkir yang lumayan panjang, ditambah terik matahari yang menyengat, akhirnya kita berdua mendapatkan tempat parkir sepeda motor dengan keadaan baju basah dengan keringai (panas oi, Surabaya!! kalo siang-siang kayak gini...).
Ketika masuk, kita berdua clingak-clinguk (afwan, meskipun ane dari Surabaya, tapi belum pernah nyangkut di mall yang satu ini. Hehe...) akhirnya kita tanya ke satpam dan dapat informasi tentang toko buku, tapi bukan Gramedia. Ya sudahlah, ggp, yang penting ada dulu, kita masuk ke dalam. Astaghfirullah... tiba-tiba hati ane dag-dig-dug gak karuan. Istighfar-pun ane layangkan di ujung lidah, sembari ngobrol menghilangkan kekakuan (Ma’shiatnya akh, buanyak bagt!!, wanita-wanita dengan aurat terbuka tersemburat di dalam gedung megah itu...) Astaghfirullah, istighfar ane berkali-kali dalam hati. (next. => sensor)
Langsung aja ya, setelah memilih warna cat dengan waktu cukup lama (mahal-mahal akh catnya, benaran, muahal bgt, makanya milihnya juga lama banget...), tapi akhirnya kita out juga dari gedung itu.
Sesampainya di gedung perpustakaan, ternyata acara pembukaan udah selesai, sekarang agendanya lomba tartil dan tilawah yang dilaksanakan di lantai satu gedung perpus ini (hehe... kita punya base camp lho di lantai dua :-). Tanya ke Pak Doni Kalau gak percaya. Hihi....).
Ada beberapa agenda lomba yang diganti, lomba hifdzil qur’an yang awalnya dilaksanakan malam harinya, ternyata ditunda esok hari, tak ayal, karena salah satu personel MFQ (semuanya ada tiga orang tiap universitas) juga ikut di MHQ, maka pasti ada bentrok nih esok harinya. Tapi alhamdulillah, hal itu bisa diatasi, meski ada guratan wajah kecewa dari kita dan hasil yang nggak maksimal, karena keluar dari rencana awal ...
Saatnya cerita lombanya nih...
Hari pertama, kita jalan-jalan di lautan tilawah dan tartil ya... eh tunggu bentar, ada yang lupa, kata Mas Qorib tadi cerita, pas acara pembukaan tadi, ada nasyidnya lho, nasyidnya dari akhwat-akhwat ITS, subhanallah, mendengar cerita Mas Qorib yang katanya yang nyanyi cantik2 dan suaranya merdu2, bulu kuduk ane jadi berdiri semua (kayak habis liat setan aja. Hehee..), *indahnya kalo punya istri kayak gitu* (ngomong dalam hati...) lho kok malah ngomongin akhwat sih? Back to tilawah n tartil ya...
Semua peserta berkumpul di dalam suatu ruangan, banyak juga penonton yang menyaksikan lomba tersebut, ketika giliran unijoyo mengambil nomor undian...tereteteteteteeeeeeeet....
“Universitas Trunojoyo, silahkan ke depan dan mengambil undian” kata MC.
Kebetulan, mas Karimulla dan Hidayatul Mustafidah yang keduanya adalah kontingen dari Trunojoyo yang mengikuti cabang lomba tartil, mengambil nomor. Setelah diambil ternyata....................... nomor satu, waduh, gimana ini, pengalaman pertama, nomor satu lagi!!! Semua kontingan Unijoyo yang ada, terkaget-kaget, tapi gak lupa menyamangati Mas Karim (tugasnya Qorib, ngelawak!!). Namun, di tengah pengambilan nomor tersebut, ada peserta yang komplain, akhirnya diundi ulang. Alhamdulillah... gak jadi nomor satu, jadinya nomor 26 untuk yang ikhwan dan 28 untuk yang akhwat.
Singkat cerita, hampir semua cabang lomba yang kita ikuti, kita mendapatkan giliran nomor satu, kecuali lomba khat yang mendapatkan undian nomor lima. Memang hidup ini benar-benar ada yang ngatur ya...
Hari sudah cukup malam, lomba tartil akhirnya kelar semua, sekarang saatnya lomba tilawah (qiro’ah). Ketika Kontingen Unijoyo maju, yang kebetulan Mas Salam mendapatkan nomor paling awal dan Frida (dari akhwat) yang mendapatkan nomor paling akhir, nomor 26 (awal dan akhir, cukup unik ya kontingan dari Unijoyo ini...hehe...). Konon, peserta nomer awal biasanya selalu menjadi uji coba kemampuan oleh juri, sehingga sangat sulit mendapatkan juara jika berada di nomor satu, dan kitapun gak tau kekuatan lawan kita. ...ehmm... singkat cerita, karena sudah malam, perlombaan tilawah tidak dilaksanakan sampai selesai, dan diteruskan keesokan harinya...
Ehem... kalau yang ini enak nih... jangan ngiri ya...
Mau tahu gak penginapan kita-kita?? Hehe... (lebay dikit gpp kan?? Wekeke...). Dengan diantarkan 2 bus kampus dari ITS, kita semua diarahkan menuju asrama haji untuk istirahat. Eh, ane belum cerita ya masalah maem?? Wah, bener-bener dimanja deh kita disana, maemnya prasmanan akh, (haha... awas, akh Bahrul ntar ngiler...). Udah gitu, kamarnya full AC (sampai-sampai nih ya, ketika malam hari, hampir semua anggota kamar bangun karena kedinginan, dimatiin deh AC-nya. Dasar orang Madura emang biasa panas. Hahaha....).
Setelah shalat tahajjud dan shalat subuh (btw ada gak yang shalat tahajjud?? Perasaan para molor semua deh. Hehe... wallahu a’lam, kita husnudzon aja ya...:-)) ya biasalah, merenggangkan otot dulu, kita sempat haji lho di sana, udah thawaf, udah lempar jumroh, udah naik onta juga. Hehe... jalan2 di sekitar asrama haji memang seolah-olah kita berada di Makkah beneran, coz desain tata letaknya mirip dengan yang sungguhan, bedanya skala yang ada di asrama haji jauh lebih kecil daripada Makkah beneran...
Jam 08.00 setelah merasakan dinginnya air PDAM Surabaya, dan peserta sudah cakep-cakep dan cantik-cantik, kita semua diangkut kembali di 2 bus kampus ITS menuju perpustakaan. Hari ini ada tiga cabang perlombaan yang langsung dilaksanakan.
Lomba tilawah atau qiro’ah berada di lantai pertama, lomba MFQ dan MHQ berada di lantar dua, tapi beda ruangan. Eh afwan, ada satu lagi, lomba khat yang letaknya cukup jauh dari gedung Perpus, sebab, kalau lomba khat memang memerlukan tempat yang terbuka, jadi, jumlah cabang lomba yang kita ikuti pada hari kedua ini ada empat ya... (awas, jangan salah ngitung...)
Lanjut???
Okedeh kalo begitu, karena lomba tilawah dari Unijoyo udah maju, maka banyak dari peserta yang menyaksikan lomba MFQ. Pada lomba ini, lagi-lagi kita mendapatkan nomor pertama, dan lomba MHQ juga mendapatkan nomor pertama. Masalahnya, Mas Shiddiq ikut dua cabang lomba sekaligus dalam satu waktu ini. Lomba MHQ dan MFQ, dua-duanya mendapatkan nomor pertama.
Setelah melakukan lobi-lobi dengan juri, akhirnya kita dipersilahkan mengikuti lomba MFQ terlebih dahulu.
Pada sesi pertama lomba MFQ, kita, dari kontingen Unijoyo melawan UNMER Malang dan STESIA Surabaya, 3 Universitas dari kota berbeda-beda ini akhirnya dimenangkan oleh kita dengan score kurang lebih 600an..., dengan ini kita masuk ke babak final. (ceritanya kalo mau yang lebih lengkap ketik REG MFQ kirim ke 44342).
Ketika semua sesi selesai diperlombakan, akhirnya ketika babak final, kita ketemu dengan UNMU Malang, ITS Surabaya dan UNESA. Di babak final ini, sayangnya kita tidak mendapatkan keberuntungan, namun insya Allah, dari sinilah langkah awal Unijoyo melangkah di kancah Jawa Timur melewati lomba MTQ yang diadakan dua tahun sekali ini...
Nah, ini yang sedikit lucu akh, lomba Khatthil Qur’an, ternyata cat yang kita beli dari Galaxy Mall dengan mengeluarkan uang yang cukup besar tadi, ternyata tidak bisa jadi dengan maksimal di atas triplek yang diberi background cat kayu berwarna putih. Namun, dengan adanya kreatifitas yang dimiliki mas Badrus Syamsi, lukisan khat dari Universitas Trunojoyo dapat kita selesaikan sampai selesai, meskipun tak meraih juara. Tapi bagus juga kok karyanya, dibanding beberapa peserta yang lainnya...:-). Hidup Unijoyo... Allahu Akbar (sabar, tenaganya disimpan, jgn terlalu semangat. Hehe...).
Hmmm... lomba apa lagi yang belum?? Tartil n tilawah udah, MFQ udah, Khat udah, oh iya, tinggal lomba MHQ. Nah, kalo cerita yang ingin lucu-lucu mendebarkan. Ceritanya, ketika kita selesai memenangkan MFQ di sesi yang pertama, bang Siddiq, ane n bang Qorib langsung berlari keluar, disusul Salam, Karim, dll yang ketika itu mengikuti sepanjang perlombaan MFQ, (coba tebak, siapa yang larinya paling cepat??). Betul akh, gak salah lagi, Qorib namanya (hehe...).
Dengan bantuan kecepatan larinya Qorib inilah yang membantu bang Siddiq bisa mengikuti cabang lomba MHQ ini, sebab, ketika kita keluar dari ruangan MFQ, juri lomba MHQ sudah ingin menutup perlombaan, tapi gak jadi karena bang Qorib langsung menyela di sela pidato penutupan itu.
“Pak, ada yang ketinggalan, kurang satu dari Unijoyo,” ucap Qorib sambil lalu mendekat ke arah juri.
“Masih ada? Yaudah langsung aja, tafaddhol...” jawab juri.
Bang Siddiq yang mendengar jawaban dari juri itu, langsung menyambar kopyah yang tadinya ane pake’. Dengan nafas yang tersengal-sengal, dengan raut muka yang cukup tegang, plus kopyah yang tidak sempurnah lurusnya, ia duduk di depan juri. Sayangnya, persiapan hafalan yang sudah disiapkan sejak beberapa hari yang lalu itu bubar, ada beberapa dari hafalannya yang salah. Kemungkinan besar adalah karena kita semua terburu-buru menuju ruangan lomba itu... wal hasil, tak ada satupun cabang lomba yang kita menangkan.
Tapi, insya Allah kita tidak berciut hati, karena insya Allah semua yang sudah kita jalani, semua yang sudah kita usahakan semaksimal mungkin pasti ada hikmahnya, salah satunya adalah pengalaman Unijoyo berkiprah di wilayah Jawa Timur. Sebuah awal yang cukup baik. Semoga, di tahun tahun yang akan datang, dengan pengalaman ini, dengan setelah kita mengetahui lapangan, kita dapat meraih juara umum yang pada tahun ini diraih oleh UNESA.
Maju terus LDK MKMI, maju terus Unijoyo, semoga Allah meridhai orang-orang yang selalu semangat belajar lebih dalam lagi agama yang sudah dibawah oleh Rasulullah saw.
Sekian ya akhi, ukhti laporan dari ana, ana selaku perwakilan dari teman-teman yang ikut MTQ di ITS kemarin mohon maaf jika ada salah kata di laporan ini, mohon maaf juga kalau kita gak bisa memberikan piala kepada LDK MKMI n kampus tercinta, n terimakasih karena kami di sana sempat makan n tidur uuwweeenakk... (hahaha...)
Dan akhirnya... semoga tulisan ini dapat menjadi motivasi buat adik-adik yang ingin berkiprah di kancah Jawa Timur, n rekan-rekan atau mbak-mbak, atau mas-mas yang ingin memperdalam lagi ilmu agama Allah ini.
Oh iya, pulangnya, kami dijemput dengan mobil Pregio lho (kalo gak salah mobil miliknya rektorat yang panjang itu), full AC n radio (Qorib. Wkwkw...). di tengah jalan, ane sempet lihat raut wajah ikhwan-akhwat yang berada di dalam mobil. Pada capek semua ternyata. Kasihan... semoga Allah memberi balasan yang setimpal untuk generasi muda yang semangat belajar agamaNya. Aamien...
Wassalamu’alaikum wr. wb.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar