Lebih dari 3 bulan belajar di negeri orang, telah begitu banyak pelajaran berharga yang saya peroleh. Pelajaran hidup itu muncul saat kita mau merenungi setiap peristiwa yang kita alami, sebagaimana Ali bin Abi Thalib r.a berkata, ” Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Salah satu pengalaman yang sangat berkesan menurut saya adalah pengalaman saat kita mengalami kegagalan atau kekecewaan. Terkadang kesan itu begitu mendalam sampai-sampai tidak terlupakan selama bertahun-tahun.
Sahabatku, terutama kepada para pelajar dan mahasiswa, coba mari kita ingat-ingat sebentar, pernahkan Anda mengalami kekecewaan karena gagal ujian? Pernahkan Anda merasa kecewa karena guru atau dosen Anda tidak berlaku adil kepada Anda ? Mungkin dalam hati Anda berkata, “Bukan saya yang salah, tapi dosennya yang salah!”.
Sahabatku, kekecewaan itu muncul saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Saat menghadapi ujian sekolah kita berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan cara belajar yang giat, persiapan jauh-jauh hari dan bahkan berdiskusi secara rutin dengan teman-teman. Saat ujian tiba, kita berusaha untuk mengerjakan soal dengan sebaik-baiknya, kita baca soalnya dengan teliti, kita periksa lagi jawaban kita sesaat sebelum waktu ujian berakhir dan akhirnya kita serahkan hasil ujian kita kepada guru dengan mantap. Namun.. apa yang terjadi saat pengumuman nilai, ternyata kita hanya dapat nilai rendah. Kita sangat kecewa, kita tidak tahu dimana salahnya, karena begitu banyak faktor pengaruh yang tidak bisa kita kendalikan, seperti lupa memberi nama pada lembar jawaban kita, guru/dosen yang salah memberi nilai karena mengantuk, lembar jawaban yang hilang atau tertukar, atau nilai kita yang tertukar dengan teman dan masih banyak lagi.
Sahabatku, pada situasi seperti inilah kita hanya bisa mengandalkan pertolongan Allah. Untuk situasi seperti inilah perlunya kita berdoa kepadaNya. Karena doa adalah perisai para hambaNya yang benar. Dengan perlindungan dari Allah, niscaya semua permasalahan selalu memberikan kebaikan kepada kita hambaNya yang berserah diri. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Thaaha ayat 111 - 112 berikut ini :
” Dan tunduklah semua muka (berserah diri) kepada Tuhan yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang-orang yang melakukan kezaliman. Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak kuatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya”
Selamat berjuang sahabatku. Sekali layar terkembang pantang surut berlabuh kembali.
disadur dari Website trustcosurabaya.com
tulisan asli dari Eko Andi Suryo
Minggu, 09 Januari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
GEMA RAMADHAN (Kajian Bersama Laziz Al-Haromain Bangkalan)
Meningkatkan Iman, Bukan Hanya Resolusi Ramadhan 👳🏻♂️ Ust. Moh. Sofa Faudi, S.Psi. • Iman artinya meyakini dalam hati, mengucapkan dengan...
-
Berikut link file-file yang telah direvisi : https://drive.google.com/open?id=1EAX17NtiqqUwktMWy3M5itrXOiD3p3MK
-
"PENGERTIAN SIRAH" Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan arti as-sirah (السيرة) menurut bahasa adalah ...
-
Lailatul Qadar adalah malam yang agung di antara sekian malam di bulan suci Ramadhan. Satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan,...